Senin, Mei 11, 2009

Jamsostek Salah Satu yang Terbaik di Dunia

(Suara Karya, 5 Mei 2009) - PT Jamsostek (Persero) menjadi salah satu badan penyelenggara jaminan sosial terbaik di dunia. Indikasinya, kinerja keuangan PT Jamsostek dalam beberapa tahun terakhir yang tergolong sangat baik, khususnya di tengah kondisi krisis keuangan global yang hingga saat ini masih melanda.
Direktur Utama PT Jamsostek Hotbonar Sinaga mengatakan, berdasarkan hasil pertemuan International Social Security Association (ISSA), sebanyak 60 persen dari 344 anggota badan penyelenggara jaminan sosial di 147 negara mengalami kerugian akibat dampak krisis keuangan global. Namun PT Jamsostek sendiri berhasil membukukan keuntungan (laba) bersih hingga Rp 1,1 triliun pada 2008 atau meningkat dibanding 2007 yang mencapai 988,4 miliar.
"PT Jamsostek menjadi salah satu badan penyelenggara jaminan sosial terbaik di dunia, karena meski dalam kondisi krisis, (mereka) masih membukukan laba di atas Rp 1 triliun. Tahun 2008 lalu, banyak badan penyelenggara jaminan sosial di dunia yang mengalami kerugian akibat dampak krisis keuangan global,' kata Hotbonar di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, capaian laba bersih sebesar Rp 1,1 triliun pada 2008 berada di atas target. Sebelumnya Jamsostek diperkirakan mengalami kerugian akibat dampak krisis keuangan global, karena penempatan investasi portofolio di bursa saham yang jumlahnya cukup signifikan. Apalagi akibat dampak krisis keuangan global, indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok, terutama turunnya nilai saham perusahaan/BUMN unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Pada 2008, PT Jamsostek menargetkan perolehan laba hingga di atas Rp 1 triliun. Namun karena guncangan krisis keuangan global, manajemen sempat khawatir target tidak akan tercapai. Tapi yang jelas, hasil audit mengungkapkan bahwa laba bersih 2008 mendekati Rp 1,1 triliun. Ini tergolong di luar dugaan," ujar Hotbonar.
Di sisi lain, Hotbonar mengatakan, jumlah tenaga kerja baru yang menjadi peserta Jamsostek pada 2008 meningkat, bahkan melampaui target. Jamsostek sendiri menargetkan 2,39 juta peserta baru, namun realisasinya mencapai 2,53 juta pekerja. Sementara dari target kepesertaan perusahaan sebesar 13.381 perusahaan, tercapai hingga 15.528 perusahaan.
"Jamsostek melindungi seluruh pekerja tanpa melihat statusnya apakah di pekerja formal, informal, organik, kontrak atau outsourcing. Semua pekerja berhak dan harus dilindungi oleh jaminan sosial dan ini sudah diatur dalam undang-undang. Jadi, tak ada diskriminasi dan Jamsostek siap melayani pekerja dari berbagai sektor," tuturnya. Total pekerja peserta yang aktif menjadi peserta Jamsostek mencapai 8,2 juta orang. Namun diperkirakan masih sekitar puluhan juta pekerja di sektor formal yang belum jadi peserta Jamsostek.
"Meski peserta baru meningkat, setiap tahunnya banyak juga pekerja yang berhenti menjadi peserta Jamsostek dengan berbagai alasan," ucap Hotbonar.

0 komentar: